Ayam apa telur
Kemiskinan atau kebodohan
Keyakinan atau pilihan
sudahkah anda temukan kesamaan diantara mereka?
Ayam apa telur
Kemiskinan atau kebodohan
Keyakinan atau pilihan
sudahkah anda temukan kesamaan diantara mereka?
Mungkin dari semua diri saya, Marcobay lah orang yang paling bisa kamu ajak bicara.
Dia terlihat menyenangkan (iyakah?), murah senyum, ramah dan bisa jadi dia yang akan mengajak kamu bicara duluan. Bicara tentang apa saja, yang umum saja, bukan sesuatu yang up to date, keren, trendy..karena saya tau dia juga tidak tau apa-apa tentang trend.
Sedangkan Saya ini pemurung, jarang senyum, banyak nunduk, dan lebih tertarik dengan apa yang berkutat dalam kepala saya, daripada kata-kata yang dikeluarkan dari sosok yang baru saja lewat, duduk di depan saya atau menepuk pundak saya.
Entah mengapa, sejak masih cilik, saya selalu merasa sulit untuk mengajak bicara. Mau bicara apa? sama siapa? Tentang apa? Adalah pertanyaan-pertanyaan awal yang muncul. Kemudian, muncul pertanyaan “Apakah dia sedang sibuk?”, “Apakah dia mau bicara denganku?”, “Apakah yang mau aku bicarakan menarik untuk dia?”, “Apakah berbicara denganku tidak akan membuang-buang waktu dia?”. “Apakah….Apakah…Apakah..”. Selanjutnya, biasanya orang yang mau saya ajak bicara sudah beranjak dan saya akan kembali ke pertanyaan2 awal, kalau masih ada orang lain tentunya.
Kembali kepada saya sendiri, dengan semua kesulitan itu, kenapa saya tetap ingin bicara dengan orang lain?. Untuk hal ini, saya sudah tau jawabannya. Ketahuilah wahai pembaca, bahwa saya ini lebih mudah belajar dari orang lain, bukan dari buku, bukan dari video di youtube, bukan dari intruksi audio. Ini adalah sesuatu yang baru saya sadari beberapa waktu lalu, saat saya merasa sudah lama tidak mengetahui sesuatu yang baru. Saya sudah lama.. tidak bicara dengan orang.
Sepertinya memang begitulah adanya, kamu, saya memilih untuk bicara dengan siapa. Persepsi kita akan menilai, orang yang mana yang cocok untuk diajak bicara. Biasanya orang itu adalah orang yang ramah, supel, murah senyum dan menarik. Orang itu tidak diam saja, tidak murung, tidak menunduk…orang itu, bukan saya.
Maka, lain kali, kalau kamu lihat saya sedang sendiri, diam, hanya merenung. Ada baiknya kamu ajak saya bicara. Iya, mungkin tidak ada gunanya untuk kamu, tapi itu akan sangat berguna untuk saya. Paling tidak, saya bisa belajar, apa yang kamu lakukan untuk mengajak saya bicara.
OFF110 – 17.02.2011
Sunday, 26/12/2010
21.00 : Garuda’s defeat, suddenly remember that i haven’t book any travel to go to the airport!
22.00 : Check in @ BSM, found the shuttle busses to Soetta Airport were already fully booked.
22.15 : need to be on the airport @ 05.00am tomorrow, booked a seat in another travel ; c*p*g*n*i, 3 hrs to the airport? sounds impossible.
23.00 : back at home, booked a taxi to pick me up at 00.30, as the journey to the travel pool will take around 30 mnt (+/- 15 km)
00.00 : informed by the taxi dispatcher, he couldn’t find any vehicles on my perimeter
00.15 : try to ask my brother to drive me, he said he was having a bad fever, can’t do it. Father mother were already sleeping
00.20 : check out from home, tried to catch an ojeg. walking
00.35 : 1st ojeg station, nothing. 1 km away from home
00.45 : 2nd ojeg station, nothing. 2 km away from home
00.55 : 3rd ojeg station, nothing, 3 km away from home. My stomach was starting to feel uncomfortable
01.05 : found a taxi crossing by, driving a passenger, told me to wait for him
01.10 : the taxi came back, what a relief.
01.30 : c*p*g*n*i travel pool. Stomach still itching
01.45 : boarding on the bus, try to get some sleep. The stomach is killing me
04.11 : woke up, pray, and couldn’t get back to sleep. Watching the clock closely, wishing i could arrive on time
05.14 : check in @ the airport, T3 Soekarno Hatta
05.25 : rushing to the bathroom.
05.45 : boarding
05.55 : seat 21 E, starting to sleep
06.10 : the stewardess told us to disembark, engine failure.
06.35 : back to the waiting room
06.55 : re-boarding
09.55 : finally, balikpapan..after 9 hours anxiety
hahhhh.
1. It’s Ridiculously Quiet
It was Saturday, but the main street are empty..although there are some groups of teenagers, but still, it’s very quiet for a capital city. In fact, Sweden’s population is just 9.3 millions (2009 census), even Jakarta has more!..no wonder.
2. The Forests
I’m absolutely astonished by the beautiful trees, with various colours. Exactly the place i would like to be during summer.
3. The Palace Square.
A Square in front of a square Palace. Classic
4. Old Town
Narrow streets with medieval buildings..Bring you back to the 15th century
5. A Family
And the best thing, something no big cities could ever compete, is the fact that I have a Pakde, Bude and two cousins living there.
Paris, 29 October 2010. Pictures by Rauf Agoes
i’ve waited
she found somebody else
i noticed
she doesn’t care
and now after seventeen months
i’m still stuck in the very same condition
scared
damn you…
malam-malam, seorang lelaki berusia 25 tahun versus seorang bocah berusia 2.5 tahun.
2.5 : Oom, itu siapa?
25 : yang mana?
2.5 : itu yang pakai baju putih (sambil menonjok ke orang yang baru datang di rumah sebelah)
25 : ooo..itu Ustadz.
2.5 : Ustadz apa?
25 : Ustadz pengajian.
2.5 : Ustadz pengajian..dari mana?
25 : waah..saya nggak tahu.
2.5 : ooo, nevan juga nggak tahu
25 : waah..kita sama-sama nggak tahu yah..
2.5 : (senyum)
ternyata si lelaki tidak lebih tahu dari si bocah.
It was 3.38 am, Monday, June the 28th. I was supposed to be sleeping at that moment. Instead, i found myself concious, waking up, but couldn’t move any parts of my body.
Well, they said it’s what they called sleep paralysis, something i haven’t experienced for a long time. Then, like before, it comes together with a strange event
There was me, inside my bedroom. I can assure you it is my bedroom, i recognize the table, the arrangement, the cupboard, everything except this creature.
He looked like a normal human being, but in a bigger size. Very strange, because somehow he remind me to that funny looking monster in Sesame Street : Cookie Monster!
I couldn’t move myself, but somehow, i think i can communicate with this creature. I even remember his name : Hasyid Gunadi Ujari (before i mentioned Achman Junaidi when i told the story to my friends) –> Mas Widi said it supposed to be a name of a Ginny.
Anyway, this creature offer me a very interesting proposal. “Hey you, i can find you a wife…with some requirements of course”. I laughed,. Damn, this creature is mocking me! He thought he can framed me into such a forbidden sin (In Islam, you’re not allowed to have any relation/deal with supernatural creature).
“Hahaha..No No No” I said, “I can find one myself, i don’t need your help”.
As soon as the words pronounced, i summoned all of my strength to wake up, i mean , really waking up!. Mmmpphhh…Hhuufffhh HHAAAHH..Huh.hah..I was awaken, with my heart beating very fast, feel a little scared and a very strong headache. I try to reach my small notes, and writed down this creature name. I wanted to tell this story to Ustadz Muslim, he will have a good interpretation on this.
Okay, i know “Sleep Paralysis” can be explained scientifically, it is normally happened when you are very exhausted, or if you have sleeping disorder. I just want to wrote this down, so no one will named their child “Hasyid Gunadi Ujari”.
Sudah kurang 26 tahun saya hidup
Cukuplah mengerti apa itu rindu, sayang, kasihan,
tidak tega, malu, resah, ragu, nyaman, suka, senang, sedih.
Cuma belum tahu arti “cinta”
Kalau memang “cinta” mesti diartikan sebagai gabungan semua perasaan diatas,
maka “cinta” itu sendiri seyogyanya tidak bermakna
atau memang benar apa kata teman saya, “cinta” itu tidak ada.
Sebuah sms yang saya terima sekitar 2 bulan lalu dari teman saya Bustanil Husni, telah membawa saya mendarat di kota Banjarmasin, sebuah kota tua yang pernah dikuasai banyak kerajaan, mulai Hindu sampai Islam. Tetapi cukuplah sampai disini saya bicara soal sejarah, karena saya bukan guru sejarah, dan (untuk saat ini) bukan itu yang mau saya tulis.
Saya mendarat di suatu bandara bernama Syamsudin Noor, yang saya yakin orang baik, yang juga adalah pangkalan TNI AU cabang Banjarmasin. Bandara tersebut baik-baik saja, dan setidaknya ia punya dua hal yang saya suka tentang bandara, barisan pramugari Lion Air (mohon diperhatikan kalau ini sifatnya jamak) dan counter Dunkin Donuts.
SMS Bustanil Husni itu berbunyi kira-kira “Bay, ada konser J-Rocks tanggal 21 Mei di Banjarmasin, mau nonton tak?”. Maka dari itu taksi lantas kunaiki. Kududuk di belakang pak supir yang sedang bekerja, ber-BBM ria sambil menyetir alakadarnya. Tujuannya adalah Hotel Banjarmasin Indah tempat dimana konsernya diadakan, dan tiketnya dijual. Sesampainya disana, setelah bertanya dan mengambil uang, maka pergerakan dilanjutkan ke sebuah bangunan bertingkat, dimana ada segerombolan anak muda sedang bercengkerama. Terjadilah sebuah dialog :
Saya : “Maaf, kalau mau beli tiket J-Rocks di sebelah mana yah?”
Anak Muda : “Ooo, disebelah sini, ayo..”,sambil beranjak menunjukkan arah
Anak Muda : “Mas dari fans club kota mana?”
Saya : “Oh..bukan, saya cuma mau nonton aja.”
Anak Muda : “Ooo, mas wartawan ya?”
Saya : “Bukan, saya cuma mau nonton saja.”
Anak muda itu tampak tidak puas dan sekarang saya menyesal tidak tanya namanya walaupun sudah mengucapkan terima kasih.
Beberapa jurus kemudian, tiket pun saya beli dari seorang mbak, tiga lembar, untuk saya, Bustanil Husni dan temannya yang nanti menjadi teman saya juga : Bonar. Ow…saya baru sadar, Bayu, Bustanil dan Bonar…BBB!
Hari itu masih sore, sedangkan konsernya malam hari, maka saya perlu menghabiskan waktu, kemanapun, asal bukan disini. Seorang bell boy saya minta pertolongannya untuk mencarikan taksi, dalam penantian, dia bilang “Mas, mau nonton J-Rocks yah?”, Saya jawab “Eh, Iya mas” dan dia berkata lagi “Itu, J-Rocksnya sedang makan di coffee shop, duduk paling pojok, masuk aja, siapa tau bisa dapet tanda tangan, hehehe.” Seumur hidup saya belum pernah dapet tanda tangan artis, kecuali Deddy Mizwar dulu di kampus. Saya malu, dan saya pun bilang “Ah, enggak ah mas, malu.” Sang Bell Boy lantas bilang “Oh, ya sudah, tapi mas bisa nunggu di dalam, nanti kalau taksinya datang, saya beritahu.”
Saya pun menunggu, sambil mengirim pesan singkat ke teman saya Dika, yang saat itu saya yakin masih bekerja, tapi sempat membalas pesan saya. Sempat pula saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, walau sesaat, J-Rocks sedang makan sore. Tapi kemudian saya beranjak, karena taksinya sudah datang.
Waktu pun saya lalui dengan mengunjungi Masjid Agung Sabilal Muhtadin, yang konon adalah terbesar kedua setelah mesjid Istiqlal (mungkin pernah..), ngopi di kedai kopi Ayuha (ini saya yang ngasih nama) dan nonton alay2 berdance ria. Sampai akhirnya, bukan angin, tapi tukang ojeg membawa saya ke rumah makan Soto Banjar dengan nama unik : ” Soto Banjar Bawah Jembatan Banua Anyar”, mungkin karena letaknya di bawah jembatan di daerah Banua Anyar? mana saya tahu, saya tidak sempat bertanya. Saya juga tidak bisa meyakini, kalaupun memang entah kenapa ada lukisan besar Kaisar Cina disana, apakah di pemilik rumah makan masih keturunan Kaisar Cina.
Bustanil Husni datang menjemput saya, disertai rekannya yang bernama Sutiono. Sayangnya bukan Sutiono yang mencetak gol tunggal kemenangan Persib atas Petrokimia Putra di final Liga Indonesia tahun 1994. Bustanil Husni merasa lapar, maka kami singgah di rumah makan Sate Kijang. Takdir membawa saya kembali ke bandara, menjemput Bonar Noviasta. Trio BBB pun lengkap sudah.
Trio BBB lantas melenggang ke HBI, untuk menonton J-Rocks. Mantap memang ini band, penampilan live mereka sangat atraktif, walaupun lagi-lagi saya mendapati hal aneh mengenai audience di Kalimantan ini, mereka pelit tepuk tangan. Mengapa oh mengapa?
Malam pun diakhiri dengan perbincangan ringan trio BBB, walaupun saya baru bertemu Bonar Noviasta, tetapi kami cukup tersambung, tanpa perlu kabel. Good friends and nice coffee will always give you a wonderful night. Mantap!.
untuk disambung..